Kamis, 23 Agustus 2007

Menikmati Blue Coral Gili Trawangan


Siang yang cukup menyengat menyambut kami memasuki areal Pelabuhan Padang Bai Bali. Rasa lelah dan penat yang luar biasa setelah menempuh perjalanan on road hampir 24 jam dengan tujuan Pulau Lombok. Rombongan kami yang berjumlah tujuh orang termasuk driver menempuh perjalanan Semarang – Pulau Bali melalui rute yang biasa ditempuh angkutan umum. Sampai di Pulau Bali, kami bersepakat untuk menempuh rute yang sedikit memberi tantangan, setidaknya bagi rasa ingin tahu kami yang hampir semua pernah berwisata di pulau Bali dengan menggunakan jasa biro perjalanan. Nah, ini dia rute kami: Gilimanuk – Singaraja – Buleleng – Kubu - Padang Bai, yang ternyata memberi kejutan, sangat mempesona dengan pemandangan alam yang luar biasa indah.
Perjalanan awal selepas dari Gilimanuk adalah melintasi jalan sepanjang Taman Nasional Bali yang banyak dihuni kawanan kera. Keluar dari kawasan hutan Taman Nasional Bali pemandangan yang menakjubkan sudah menghadang mata di sepanjang kanan dan kiri perjalanan. Sisi kanan panorama Gunung Agung yang elok tanpa sejumputpun kabut –kebetulan cuaca teramat cerah--, dan sisi kiri bibir pantai laut Bali, yang berombak sedang dan sangat bersih. Rasanya tidak mungkin kami menjumpai pantai sebersih ini di sepanjang Laut Jawa. Dengan bekal Travel Map, kami terus-menerus membaca peta dan mengarahkan driver arah perjalanan yang mesti ditempuh. Akhirnya, setelah sempat “nyasar” atau lebih tepatnya kebablasan di Gowa Lawah –Lokasi wisata Gua di Pulau Bali yang banyak dihuni kelelawar, 5 km dari kelokan menuju penyebarangan Padang Bay--, kami sudah siap menyeberang ke Pulau Lombok.
Semula kami mengira menyeberangi Selat Lombok hanya memakan waktu 2 jam kurang lebih. Tapi ternyata perjalanan ditempuh tidak kurang dari 5 jam. Tutur para penyeberang yang biasa melintas, ombak Selat Lombok belakangan ini memang sangat deras sehingga mempengaruhi laju kapal. Tapi perjalanan tetap bisa dinikmati, lautan yang biru bersih dengan pulau-pulau kecil acap terlihat di sekitarnya.
Menjelang senja, kami tiba di Pelabuhan Lembar, Pulau Lombok. Langit masih terang, namun begitu bias panas matahari sudah agak berkurang. Suasana lain mulai terasa. Kontras dengan suasana di Bali yang nyaris tidak ditemukan Masjid, memasuki Kota Lombok, sepanjang perjalanan bisa kita jumpai masjid, maka pantaslah kalau kota ini dijuluki sebagai kota seribu masjid.
Setelah bermalam di jantung Kota Mataram, pagi hari kami siap mengunjungi kawasan Pantai Senggigi. Sepanjang perjalanan menyusuri Laut Lombok dan Pantai Senggigi adalah pemandangan yang sungguh-sungguh cantik. Jalanan yang rata menyusuri tepian pantai yang landai sesekali menemui tanjakan kecil. Kalau Bali punya Tanah Lot, Kuta dan Sanur, Lombok memiliki semua pesona keindahan pantai dan pemandangan bawah laut yang jauh melebihi itu. Pantai yang sangat-sangat bersih, sampai-sampai warna dasar laut terlihat sangat jelas, ombak yang landai, dan terkadang berpadu dengan tebing-tebing hijau yang sangat elok. Memasuki kawasan wisata Pantai Senggigi, banyak dijumpai piranti pariwisata berupa Hotel Bertaraf internasional, restoran, cafe, Diving dan snorkling Club, dan fasilitas-fasilitas telekomunikasi.
Bagi Anda penggemar wisata bahari, tempat ini adalah surga kecil yang lengkap dengan berbagai atraksi wisata bahari yang memuaskan Anda. Apalagi, jika kita mau menyeberang ke beberapa pulau-pulau kecil di sekitar. Yakni gugus tiga pulau kecil atau Gili yang terletak di ujung utara Pulau Lombok Barat yaitu: Gili Aer, Gili Meno dan Gili Trawangan.
Untuk sampai di salah satu gili tersebut, dari Kota Mataram kami menuju Pemenangan kurang lebih 30 km atau lebih kurang 30 menit. Tiba Bangsal, kami menyewa dokar sampai di pelabuhan penyebarangan, di Bangsal. Dari sini tersedia speed boat atau perahu dengan ongkos yang relatif terjangkau karena masih bisa nego dengan pemiliknya. Bahkan kita bisa mendapatkan ongkos yang lebih murah lagi jika kita menyeberang dengan rombongan. Untuk rombongan, tarifnya sebesar Rp.80.000, sedangkan perorangan Rp.15.000. Namun, bila menggunakan perahu tarifnya lebih murah, yakni hanya Rp5.000. per orang.
Kami memutuskan untuk mengunjungi Gili Trawangan, Salah satu gili yang sangat populer di mata turis mancanegara. Setelah menyeberang selama 25 menit, sampailah kami di kawasan pantai berpasir putih. Beberapa orang turis asing tampak sedang bercengkerama sambil bermandi matahari. Di sini, kami menikmati deretan koral biru (blue coral) yang langka dan indah. Di sisi timur Gili Trawangan, terdapat taman bunga karang. Kawasan ini adalah taman bunga karang yang dipenuhi berbagai jenis biota karang, bentuknya ada yang seperti corong, berderet seperti pohon katkus atau bentuk lainnya. Di area ini juga banyak dijumpai ikan hias yang beraneka ragam. Jenisnya beragam bergantung dengan musim. Salah satunya ikan napoleon, yang bisa dijumpai pada sekitar bulan Mei-Juni dan amat digemari wisatawan Jepang. Selain itu terdapat pula ikan kerapu, kura-kura, manta (pari), dan banyak lagi ikan jenis lainnya yang ditemui di kawasan ini.
Tak pelu susah-payah untuk menikmati itu semua. Anda hanya perlu sedikit keberanian berenang di tiga atau empat meter dari bibir pantai. Anda juga bisa menyewa peralatan sederhana, masker dan “kaki katak” dengan ongkos Rp. 10.000,- agar bisa leluasa menikmati pemandangan “aquarium raksasa”, Indah sekali. Tak heran jika kalangan pariwisata setempat berani mengklaim hanya ada dua karang biru yang indah di dunia, yakni di Lautan Karibia dan di Lombok, yakni di laut sekitar tiga Gili tadi.
Selain pesona koral biru, ketiga pulau berpantai indah dan berlaut biru ini juga menjadi pilihan utama untuk scuba diving, snorkeling dan memancing. Umumnya kegiatan ini dilakukan oleh turis-turis dari Eropa, Amerika dan Australia. Mereka sangat gampang dijumpai bergerombol di bibir pantai, membaca buku sambil bermandi sinar matahari setelah puas diving, snorkeling atau hanya sekadar berenang. Pantai yang landai berpasir putih dengan arealnya yang luas, membuat atraksi wisata bahari semakin menyenangkan. Nah, sebagaimana di Tanah Lot Bali, Sun Set yang tak kalah menakjubkan juga bisa kita nikmati dari pinggir Pantai Gili Trawangan. Suasana syahdu bahkan lebih terasa karena di sini tidak seramai Tanah Lot Bali.
Rasanya tak cukup waktu sehari untuk memuaskan dahaga akan pesona pulau ini. Untuk menyusuri sepanjang garis pantai pulau ini kita juga bisa menyewa Cidomo (cikar - dokar - motor), alat transportasi khas Lombok yang mirip dokar tapi menggunakan ban mobil. Dari atas cikar ini kita bisa melihat kebun-kebun kelapa milik penduduk atau sapi-sapi yang tengah memakan rumput. Deburan ombak dengan pemandangan yang mempesona melupakan kita dari hirup pikuk kota.
Bagi Anda yang sudah mahir scuba diving, Anda bisa langsung menyewa peralatan dari salah satu perusahaan penyewaan yang banyak membuka kiosnya di pinggir-pinggir pantai. Tarifnya antara US $ 20-25, dan Anda bisa menggunakan sepuasnya tanpa dibatasi waktu. Sedangkan bagi pemula, Anda bisa kursus kilat selama empat hari, dengan tarif kursus sekitar US $ 295 per orang, dan di dampingi instruktur berpengalaman. Di sini penyelam pemula diajak ke tengah taman laut dengan boat , kemudian dengan panduan instruktur, dapat mulai menikmati indahnya taman laut dengan jalan mengikuti arus sampai pada tempat tertentu dan di sana boat sudah menunggu atau akan menjemputnya.
Bagi Anda yang ingin melihat ikan hiu, Anda bisa melihatnya di kawasan utara Gili Trawangan. Anda bisa melihat ikan hiu yang tidak membahayakan. Rumah ikan hiu ini bisa dilihat pada kedalaman 80 kaki. Di rumah itu, biasanya dihuni sekitar delapan ekor ikan hiu yang sedang tidur.
Soal makan dan bermalam, Anda tidak perlu khawatir. Karena di Gili Trawangan ini tersedia fasilitas resto yang menyediakan bermacam-macam sajian, masakan khas Indonesia, Eropa, Jepang dan bahkan Cina. Juga banyak fasiltas penginapan dengan tarifnya cukup murah berkisar Rp30.000-Rp100.000 per malam, akan memancing selera Anda untuk menikmati semaraknya kehidupan malam di pulau ini.
Puas menikmati tiap sudut Gili Trawangan, jika masih cukup tenaga Anda bisa melanjutkan perjalanan bahari di dua Gili lainnya, yakni Gili Meno dan Gili Air dengan jarak tempuh kurang lebih 30 menit dari Gili Trawangan. Namun suasana kedua gili inipun tidak terlalu berbeda dari Gili Trawangan. Namun suasana tidak terlalu ramai sehingga lebih bisa dinikmati untuk bersantai.
Bagi Anda yang berkantung tebal dan gemar mengoleksi pernik khas suatu daerah, Anda bisa mengunjungi wilayah pengembangan mutiara di Kecamatan Pemenang, Tanjung, Gangga, dan Sekotong. Benda bulat atau lonjong berwarna putih yang berasal dari kerang mutiara ini dibudidayakan lewat lahan 5000 hektar. Benda laut yang proses pembentukannya makan waktu 2-4 tahun ini bisa Anda dapatkan dengan harga miring, tentu jika Anda lihai menawarnya. Komoditas ini biasanya di ekspor ke Jepang yang biasanya membeli produk mutiara yang belum diolah. Sedangkan untuk kalangan domestik, biasanya dipasarkan sudah dalam bentuk perhiasan mutiara yang harganya cukup tinggi.
Tak jauh berbeda dengan Bali, Lombok juga menyediakan berbagai barang kerajinan khas yang bisa Anda bawa pulang sebagai oleh-oleh. Terutama di Kota Mataram, Anda bisa mengunjungi shop art yang banyak ditemui dipusat kota. Kain tenun asli suku sasak adalah barang favorit yang bisa di dapat dengan harga terjangkau. Tapi jangan sampai tertipu dengan barang tiruan, oleh karena itu Anda harus bisa membedakan mana kain tenun yang asli mana yang merupakan barang tiruan. Juga beraneka macam gerabah dari yang kecil sampai yang besar.***

1 komentar:

Ratie mengatakan...

Waaaah.. ulasan mengenai pulau gili-nya lengkap dan menarik sekali mas! Saya udah lama pengen kesana, setelah baca tulisan ini tambah ingin kesana... Hehe.. Salam kenal ya, pak guru! ;)